Social Icons

"Nyalakan lilin"
Jadilah bagian dari Solusi Bangsa

Rabu, 03 Juli 2013

Selayang pandang sabda zarathustra

oleh : Nugroho Yudho Pramono*

Pertama kali saya berkenalan dengan buku ini adalah diperkenalkan oleh seorang kawan yang kebetulan bisa dikatakan adalah senior saya.Katanya aku saat itu membutuhkan untuk membaca buku ini.Aapabila kita mendengar filuf Nietzche yaitu dengan pernyataan kontroversialnya yaitu “tuhan telah mati”.Akan tetapi dalam buku ini bukanlah hal itu yang ditonjolkan.Akan tetapi kepada siapakah pengabdian kita persembahkan? Pada bagian prolog buku ini diceritakan sebuah perdebatan antara Zarathustra dan orang suci di dalam hutan.Zarathustra setelah selama sepuluh tahun menyendiri akhirnya memutuskan untuk turun gunung.Ketika dia masuk ke hutan dia bertemu dengan orang suci, dia bertanya kepada Zarathustra “Sekarang kau akan pergi ke darat ? akankah kau seret tubuhmu sendiri?

Zarathustra menjawab : “Aku mencintai uamt manusia.”
Orang suci itu berkata : “Dan kau kira mengapakah aku pergi ke hutan dan padang gurun ? Tidakkah karena aku terlalu mencintai manusia?

Sekarang aku aku mencintai Tuhan : manusia tidak, aku tidak mencintai manusia. Manusia terlalu tak sempurna bagiku.Cintaku kepada manusia akan mencelakakan aku.


Jika melihat perkataan orang suci terebut,memang bisa diktakan benar.Tetapi apabila kita merenungi tulisan Zarathustra yang menggambarkan bahwa apabila sang matahari bersinar akan tetapi tidak ada yang disinari? Seperti itulah manusia, bagaimanakah apabila kita bertindak,berbuat akan tetapi tidak ada yang membutuhkan kita.Memang benar bahwa ajaran kita kepada manusia,mungkin akan mencelakakan kita.Jika kita memang melakukan sesutau yang berharga bagi manusia,nasib kita mungkin akan celaka.Kisah nabi-nabi dahulu jarang sekali kita mendengar cerita bagaimana nasib mereka yang menyenangkan.Banyak sekali kisah sedih yang dialami mereka dalam menyampaikan pesan tuhan.Jika melihat mereka yang berjuang untuk manusia tidak sedikit dari mereka yang mengalami mengalami nasib yang tragis sebut saja Sayyid qutb yang mati di tiang gantungan dengan alasan tidak jelas,di Indonesia pejuan HAM Munir yang mati dibunuh di pesawat.Apakah kita akan merasa takut atau trauma mengalami nasib seperti mereka ? Semoga jawabannya tidak.Budaya yang dikembangkan di mana manusia menjadi makhluk yang individualis,meninggalkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar semoga tidak merasuk dalam diri kawan-kawan semua.
Di dalam buku ini saya akhirnya sadar bagaimana seharunya saya mengabdikan diri kepada tuhan saya?

Saya adalah seorang muslim,di mana dalam kitab suci saya bahwa tuhan menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.Dulu saya hanya menganggap bahwa yang disebut ibadah adalah syahadat,sholat,puasa,zakat,haji.Akan tetapi ternyata makna ibadah itu luas sekali.Bahkan yang dinilai dari diterimanya ibadah-ibadah yang bersifat seremonial seperti sholat dan haji yaitu adalah bagaimanakah perbuatannya setelah melaksanakan ibadah tersebut.Terutama bagaiamakah hubungan kepada sesama manusia.Membaca buku ini memang sedikit membingungkan karena penulis yang beraliran idelalismu subjektif.Pembaca berhak menafsirkan sendiri apa yang telah ditulis Nietzche.Bahkan saya sendiri sedikit bosan membaca buku ini,karena seperti tidak menemukan ujungnya.Akan tetapi dengan membaca fase-fase dalam buku ini membuat kemampuan sastra meningkat.Bahasa Nietzshe yang indah membuat pemabaca terbuai.Mungkin hanya sedikit ini yang bisa saya tulis tentang “Sabda Zarathutra” untuk selanjutnya silahkan kawan-kawan sendiri membaca dan silahkan menginterpretasi tulisan Nietzche ini.Selamat berjuang kawan-kawan.Mari kita bersama-sama turun gunung setelah sekian lama bertapa dan bersama-sama mengajarkan kepada manusia dangan penuh bijakasana.

Salam Pembebasan.

*Ketua Komisi Eksternal IMM korkom UMM

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejak dengan memberikan komentar Pada Artikel ini. Siapapun bisa menuliskan Komentar (tanpa harus punya akun google). pilih "select profil" Name/URL dan isi nama beserta link FB/Twitter/Blog Anda.

Fastabiqul Khoirot.