Social Icons

"Nyalakan lilin"
Jadilah bagian dari Solusi Bangsa

Kamis, 06 Desember 2012

IMM, Investasi Masa Depan



Oleh: A Fahrizal Aziz*

Ketika pertama kali saya mengikuti DAD (Darul Arqam Dasar) IMM, Saya sempat terperangah dengan tri kompetensi dasar. IMM bertujuan mendidik kadernya untuk menjadi akademisi Islam yang berakhlak mulia dengan grand desingnya berupa Intelektualitas, Religiusitas, dan Humanitas. Saya sempat merenung, apa benar? Karena sejauh yang saya pernah baca, tidak ada seorang pun tokoh besar didunia yang benar-benar memiliki tiga kompetensi itu selain Nabi Muhammad SAW. Maka dalam benak saya bertanya, apakah IMM hendak mencetak “Nabi-Nabi” baru?

Pada awalnya saya sudah begitu skeptis dengan Organisasi Pergerakan Mahasiswa, karena sejauh yang saya amati, Pergerakan Mahasiswa hanyalah bagian dari konspirasi dan rekayasa jabatan semata. Pergulatan intensif hanya berada pada ruang-ruang pragmatis, yang berakhibat moral hanya menjadi bunga-bunga yang menghias jubah agar nampak elok. Dalam benak saya. Adakah yang masih benar-benar idealis?
Setelah berkutat dalam kegelisahan tersebut, saya menemukan IMM sebagai entitas yang berbeda. Dalam dialektika singkat, saya agak ragu, IMM jauh dari politik? Selama ini yang saya pahami justru organisasi Ekstra lah yang paling haus akan kekuasaan. Sehingga, saya memilih berkhidmat di IMM, meskipun background diri saya sangat jauh dari Muhammadiyah kala itu.

Meskipun sebenarnya dalam teologi Dakwah, Politik adalah lahan yang sangat menggairahkan, namun faktanya, terkadang idealisme itu luntur ketika sudah berkelindan dengan kebijakan yang bersifat politis dan sangat pragmatis. Buktinya, berapa banyak oknum pejabat public yang kini terjerat kasus korupsi, manipulasi hukum, dan perbuatan tidak senonoh lainnya yang dulunya juga adalah aktifis Mahasiswa. Bahasa sederhananya, dulu ketika masih menjadi aktivis sangat kritik terhadap kepemimpinan yang lalim, korup dsb, namun ketika menjadi pejabat ternyata idealism itu hilang dan ikut lalim, ikut korup.
Saya masih meyakini, apa yang terjadi di masa yang akan datang adalah buah dari apa yang kita pelajari di masa kini, sehingga ketika para aktivis yang kini menjadi pejabat lalu kemudian lalim dan korup, maka itu merupakan replica masa lalunya sebagai Mahasiswa. Setidaknya, saya masih meyakini itu. dan faktanya memang demikian.

Fenomena seperti itu patut menjadi renungan tersendiri bagi kader-kader IMM, karena bagaimanapun juga, IMM sebagai Organisasi Otonom Muhammadiyah yang secara definitif mengakui dirinya sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW, harusnya menjadi jembatan dan penerjemah ide pembaharuan Sang Nabi. Dalam artian, IMM adalah penyambung ajaran Nabi Muhammad SAW yang ingin agar Umat Manusia terlepas dari belenggu kebodohan (jahiliyah) belenggu moral dan kemudian menebarkan kasih sayang kepada seluruh Umat manusia.

Itulah mengapa IMM kemudian mengajak kadernya untuk menjadi Intelek, Religius, dan Humanis. Jika ketiga hal tersebut termanifestasi dalam pribadi kader, bukan tidak mungkin kelak IMM akan menjadi sumber mata air yang berlimpah ditengah gersangnya moral yang kian hari semakin mengikis hati nurani kita sebagai manusia.

Jika IMM terus berkhidmat dalam khittah gerakan murninya sebagai Gerakan Moral Intelektual, maka IMM akan menjadi investasi besar bagi kehidupan masa depan. Sebagaimana Sabda Nabi “Sesungguhnya Aku diutus ke Dunia untuk menyempurnakan Akhlak” tak ada salahnya jika kemudian IMM menjadi bagian dari penerus ajaran Nabi SAW.

Sesuai slogannya, Anggun dalam Moralitas Unggul dalam Intelektualitas. Mari sama-sama menjadi eksponen perubahan dan sang pencerah baru dalam kehidupan. Menjadi penerjemah ajaran Nabi dan membebaskan diri sendiri serta masyarakat dari kebodohan intelektual dan kemiskinan moral. Wallohu’alam

*Bekas Kabid Keilmuan IMM koms “pelopor” UIN Maliki Malang

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejak dengan memberikan komentar Pada Artikel ini. Siapapun bisa menuliskan Komentar (tanpa harus punya akun google). pilih "select profil" Name/URL dan isi nama beserta link FB/Twitter/Blog Anda.

Fastabiqul Khoirot.