Social Icons

"Nyalakan lilin"
Jadilah bagian dari Solusi Bangsa

Kamis, 06 Desember 2012

Jadilah Kader “Penggugat”



Nama Muhammadiyah sangat lekat dengan sosok KH. Ahmad Dahlan. Dalam sejarahnya, latar belakang lahirnya Muhammadiyah karena didasari keprihatinan yang mendalam perihal perilaku Umat Muslim kala itu yang sangat jauh dari nilai asli Agamanya. Sosok KH. Ahmad Dahlan adalah sosok sentral karena ia “menerjemahkan” pemikirannya tersebut dalam sebuah pergerakan yang bernama Muhammadiyah. Tak jarang KH. Ahmad Dahlan menggugat perilaku umat Muslim kala itu.

Sebelum naik haji dan belajar Islam di Makkah, KH. Ahmad Dahlan muda (yang masih bernama Muhammad Darwis) pernah merasa gelisah dengan kondisi Masyarakat Jogja waktu itu. Pertama, Darwis sempat mengkritik upacara sesaji yang membuang-buang beras dan makanan lainnya padahal kondisi ekonomi dalam keadaan paceklik. Kedua, Darwis sempat mempertanyakan perilaku umat Islam yang terlalu jauh berkubang dalam budaya agama lain dan kemudian itu dipahami sebagai ajaran Islam. Peristiwa itu terlihat sepele, tapi sesungguhnya bernilai besar.

Darwis muda sudah berani melayangkan kritik, ia menggugat kondisi yang ada. Keberanian Darwis menggugat didasarkan pada wawasan keagamaan yang ia miliki, dan setelah Ia naik haji serta belajar di Makkah, ia semakin yakin jika apa yang ia yakini itu benar. Darwis yang setelah naik haji berubah nama menjadi Ahmad Dahlan, semakin mendapat justifikasi jika kondisi Umat Islam di Jawa itu memang sudah sangat jauh dari nilai Islam yang sebenarnya. Yaitu Islam yang besar dan membawa kemajuan.

Setelah itu KH. Ahmad Dahlan mulai bertablig, meluruskan pemahaman Masyarakat tentang makna Islam, sampai tak jarang kemudian Ahmad Dahlan di musuhi, di ancam, di caci maki, bahkan Langgarnya pernah di robohkan oleh abdi dalem. Namun Dahlan tak pantang menyerah, ia tetap istiqomah dan kemudian menerjemahkan pemikirannya itu dengan membangun PKO yang akhirnya ia mendirikan Muhammadiyah untuk mendidik Masyarakat tentang makna Islam yang berkemajuan.

Jika kita merefleksikan diri sebagai kader Muhammadiyah, patut kiranya kita untuk kembali menengok sosok KH. Ahmad Dahlan. Ia adalah seorang penggugat yang ulung, ia merasa jika kondisi Masyarakat jawa yang mayoritas Muslim sangat jauh dari ajaran dan nilai-nilai Islam itu sendiri. Gugatan yang dilayangkan Ahmad Dahlan adalah hasil dari pemahamannya yang mendalam tentang Islam.

Jadi kader Muhammadiyah kemudian harus mempu membaca kondisi Masyarakat seperti halnya KH. Ahmad Dahlan. Melihat mana yang kurang pas dan tidak sesuai dengan ajaran Agama Islam, dan kemudian menggugat serta meluruskan mana yang kurang pas. Orang yang mampu menggugat sesungguhnya adalah orang yang hidup hati dan akalnya, apalagi yang ia gugat adalah kondisi Masyarakat. Orang yang mampu menggugat bukanlah orang yang sembarangan, ia pastilah sosok yang kritis dan berwawasan luas.

Namun KH. Ahmad Dahlan tidak sebatas menggugat dan mengkritik, tap juga melakukan amal nyata. Wujudnya yaitu dengan membangun Sekolah, PKO, hingga pergerakan Muhammadiyah. Contoh kecilnya Misalkan:

  1. KH. Ahmad Dahlan mendirikan sekolahan, yang di dalamnya mengajarkan ilmu-ilmu barat yang selama ini dianggap ilmu kafir. Ia ingin menunjukkan jika Islam itu tidak sempit, Islam itu luas dan luwes. Semua Ilmu di muka bumi ini sejatinya adalah milik Allah Swt. Ia melakukan itu agar Umat Islam cerdas, terbuka dan berwawasan, sehingga image Islam tidak kemudian dipandang sebagai Agama yang terbelakang.

  1. KH. Ahmad Dahlan turun ke jalan-jalan, mendirikan PKO (Penolong Kesengsaraan Oemom) dengan memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi Masyarakat. Tak jarang juga menyantuni sesama yang membutuhkan, menyekolahkan mereka yang tidak bisa sekolah. Itu dilakukan KH. Ahmad Dahlan untuk menunjukkan jika Islam itu peduli terhadap realitas yang ada dan memiliki nilai luhur untuk membangun Masyarakat.

  1. KH. Ahmad Dahlan membangun intensitas pergaulan yang luas, tidak hanya kepada para tokoh Islam, tapi juga kepada tokoh-tokoh non Muslim, para bangsawan dan Abangan. Ia juga mengajarkan Agama Islam di sekolah-sekolah Belanda (kweekschool) untuk memperkenalkan Islam itu tidak terbelakang, tapi adalah Agama yang membawa kemajuan. Dan banyak kemudian siswanya yang notabene beragama katolik dan tertarik belajar Islam di rumahnya.

Maka jadilah kader penggugat sesuai dengan apa yang dulu dilakukan Ahmad Dahlan. Menggugat Masyarakat perlu kemampuan yang tinggi, wawasan yang luas, pandai membaca kondisi Masyarakat dan jika ada yang tidak sesuai maka kemudian mencoba meluruskan dengan Muhammadiyah sebagai kendaraannya. Sehingga tidak hanya menggugat, tapi juga memberikan solusi riil.

Maka IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) sebagai ortom Muhammadiyah yang setiap harinya berkelindan di dunia Akademik dan Riset Ilmiah, perlu memelopori diri untuk bersifat kritis dan menggugat kondisi Masyarakat jika tidak sesuai dengan nilai yang ada, terlebih nilai-nilai Islam.

Jadi ayo perkaya diri dengan wawasan yang luas, pemahaman Agama yang baik, sikap kritis, dan jadilah kader penggugat. Kader yang menggugat dan kemudian bergerak untuk meluruskan dan membangun Masyarakat yang lebih baik. Fastabiqul Khoirot.

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejak dengan memberikan komentar Pada Artikel ini. Siapapun bisa menuliskan Komentar (tanpa harus punya akun google). pilih "select profil" Name/URL dan isi nama beserta link FB/Twitter/Blog Anda.

Fastabiqul Khoirot.